Selamat Datang di Blog Saya yang Masih Sederhana, Mudah-mudahan Bermanfaat

Senin, 10 Oktober 2011

Satu Sama

Satu Sama

            Teeeet…..teeeeeeet……! Bel masuk kelas pun berbunyi. Sinta dan Silvi segera masuk ke kelas. Saat menuju kursi, kaki Sinta dihalangi oleh Kiki dan dia hampir terjatuh. “ Heh, Loe ngajak ribut ya sama gue?” Sinta terlihat begitu marah.
“ Eech emang loenya aja jalan koq gak pake mata.”Kiki membela dirinya.
“ Dasar loe yach, udah salah nyolot lagi.” Sinta terlihat semakin kesal pada Kiki.
“ Hust…., Sin ada bu Sina.” Silvi berbisik memberitahukan bahwa guru sudah datang.
“ Awas loe yach, gue balas nanti.” Sinta mengancam, setelah itu ia duduk.

            “ Selamat pagi anak-anak!” sapa bu Sina pada murid-muridnya. “ Pagi bu.” Jawab mereka serentak. “ Anak-anak hari ini kita akan mengadakan UTS” bu Sina menyampaikan kabar yang sangat mendadak. Bu Sina adalah guru IPS jadi mereka akan melaksanakan UTS IPS.

            Bu Sina memberikan soal UTSnya. Setelah itu mereka mengerjakan soal dan hanya Kiki yang terlihat begitu bingung. Seperti biasa mereka harus maju satu persatu. Bu Sina akan memanggil nama orang yang harus mengerjakan soal no. satu sampai dengan no.terakhir. “ Deg….deg…..deg….”jantung mereka pun berdebar begitu kencang.
“Soal no. 1 silahkan diisi oleh…….Kiki, silahkan Kiki maju ke depan!” bu Sina membuat Kiki ketakutan. Kiki menjawab soal itu dengan asal-asalan dan hanya 2 menit ia mengerjakannya. “ Ya ampuun Kiki, kamu gak belajar ya?” Tanya bu Sina pada Kiki.
“ Saya lupa bu.” Jawabnya lemas.
“ Ha….ha…ha…gimana mau ingat bu, dia kan sudah tua pastinya sudah pikunlah.” Sinta asik menertawakan Kiki.
“ Huuuuuuh” sorakan teman-teman pun menyusul.
“ Diaaaaam, kalian jangan ribut!” bu Sina terlihat sangat marah.
5 menit kemudian bel istirahat pun berbunyi. “ Horeeeee” Mereka bersorak gembira.

            10 menit Sinta menghabiskan waktu untuk membaca buku di perpustakaan. Setelah itu, Sinta membuat rencana untuk balas dendam pada Kiki.

            “ Pikun…pikun…pikun….” Tiba-tiba teman-teman mengejek Kiki dengan menyebutnya pikun. “ Diaaam” Kiki sangat kesal dan ia langsung meninggalkan teman-temannya.

            Kiki menghampiri temannya yang bernama Doni yang sedang duduk di teras depan kelas. “ Don, emangnya gue udah pikun ya?” Tanya Kiki dengan wajah yang sedih. “ Enggak koq, kamu gak pikun.” Doni menghibur teman curhatnya. Istirahat tinggal 5 menit lagi. Sinta segera menempelkan kertas amplop yang diberi tulisan “Aku sudah pikun, aku sudah tua” ke punggung Kiki yang membelakanginya. Setelah menempelkannya Sinta segera masuk ke kelas perlahan-lahan.

            Teeeet….teeeeet……bel berbunyi tanda waktu istirahat sudah habis. Kiki segera masuk ke kelas. “ Ha…ha…ha….kamu ngaku juga?” sorakan teman-temannya begitu ramai. Kiki terlihat penasaran, apa yang membuat teman-temannya berkata seperti itu.
“ Ki lihat ini, ini loch yang ada di punggung kamu.” Doni mencabut tulisan yang menempel di punggung Kiki. Kiki memandang Sinta dan Silvi dengan penuh amarah sedangkan mereka berdua tak henti-hentinya tertawa. Tak lama kemudian guru B. Indonesia masuk kelas dan suasana kelas pun seketika menjadi sunyi. Mereka belajar tentang iklan. Tak terasa waktu pulang telah tiba. Setelah mendengar bunyi bel sebanyak 4 kali, mereka membereskan peralatan sekolah masing-masing dan berdoa. Mereka pun berpamitan kepada ibu guru.

            Saat di gerbang sekolah, Kiki terlihat begitu lemas dan wajahnya pucat. Tapi Sinta tak mau peduli, ia justru mengolok-olok Kiki. “ Dadah cemen.” Sinta memberikan tambahan kesedihan pada Kiki.

Karya :  Nur’aini
Kelas   : 9B

Tidak ada komentar:

Posting Komentar