Selamat Datang di Blog Saya yang Masih Sederhana, Mudah-mudahan Bermanfaat

Kamis, 03 November 2011

Musikalisasi Puisi "SELINGKUH"

SELINGKUH

Dulu aku cinta kamu dan
Dulu aku sayang kamu
Tapi sekarang tak lagi

Dulu aku sayang kamu dan
Dulu aku menyayangimu
Tapi sekarang tak lagi

Kamu selingkuh di belakangku
Kamu kok gitu

Mana janji manismu
Setia sampai mati

Kamu malah selingkuh di belakangku
Kamu kok gitu

Kamu selingkuh di belakangku
Kamu kok gitu

Mana janji manismu
Setia sampai mati

Kamu malah selingkuh di belakangku
Kamu kok gitu
Melupakanku oh sayangku

Selingkuh
Dulu aku cinta kamu dan
Dulu aku sayang kamu
Tapi sekarang tak lagi

Dulu aku sayang kamu dan
Dulu aku menyayangimu
Tapi sekarang tak lagi

Mana janji manismu
Setia sampai mati

Kamu malah selingkuh di belakangku
Kamu kok gitu
Melupakanku oh sayangku

Mana janji manismu
Setia sampai mati

Kamu malah selingkuh di belakangku
Kamu kok gitu
Melupakanku oh sayangku

Jumat, 14 Oktober 2011

KEPERGIAN BUNDA

KEPERGIAN BUNDA

Bunda …
Setelah kepergianmu
Terasa sepi hidupku

Teringat aku pada senyummu
Teringat aku pada gayamu
Kupandangi potretmu
Tuk ringankan kerinduanku

Kini ….
Meski kau telah pergi
Kutetap menyayangimu
Kenanganku bersamamu
Kan ku simpan dalam hati

BERSEPEDA

BERSEPEDA

Ayah…
Teringat aku pada masa kecilku
Kau ajari ku bersepeda
Jatuh bangun tak ku hiraukan
Rasa sakit tak ku rasakan

Kesabaranmu adalah semangatku
Kegigihanmu adalah perjuanganku
Dan karenamu
Kini aku dapat bersepeda

Terima kasih ayah
Jasamu tak kan kulupakan 

Rabu, 12 Oktober 2011

Soal UTS Kelas 7

Lembar Soal
UJIAN TENGAH SEMESTER
TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama            : ……………………..              
Hari/Tanggal   :  ………………/…... Oktober 2011
Kelas             : VII …. (Tujuh)              
Matapelajaran :  Bahasa Indonesia

A.  Pilihan Ganda

1.      Berikut ini yang tidak termasuk langkah sederhana menyampaikan pengalaman adalah ….
a.        mengingat-ngingat peristiwa yang dialami
b.        memilih pengalaman yang paling mengesankan
c.        menulis pokok-pokok peristiwa yang dialami
d.       menyusun urutan pengalaman secara acak

2.      Berikut contoh pengalaman yang mengesankan, kecuali ….
a.        bertemu tokoh idola
b.        mendapat uang palsu
c.        memperoleh teman baru
d.       mengikuti upacara bendera di sekolah

3.      Apabila kita menemukan kata-kata yang tidak kita ketahui artinya, kita dapat mencari arti kata tersebut di dalam ….
a.        komik             c. kartun
b.        koran              d. kamus

Soal UTS Kelas 9

Lembar Soal
UJIAN TENGAH SEMESTER
TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama            : ……………………..              
Hari/Tanggal   :  ………………/…... Oktober 2011
Kelas             : IX …. (sembilan)              
Matapelajaran :  Bahasa Indonesia
I.                   SOAL PILIHAN GANDA


1.      Salah satu cara mengkritik yang kurang baik adalah ….
A.      Disertai alternatif pemecahannya
B.      Menggunakan bahasa yang sopan
C.      Dikupas berdasarkan data dan fakta
D.      Tanggapan berupa penilaian yang subjektif

2.      Anjas diajak pamannya membeli lemari disebuah toko mebel. Begitu masuk, matanya langsung tertuju pada sebuah lemari yang bentuknya unik dan klasik.
Berdasarkan ilustrasi di atas, kalimat pujian yang diucapkan Anjas adalah ….
A.      “Menurutku , paman membeli yang ini saja!”
B.      “Lemari dengan harga semahal itu cocok untuk paman.”
C.      “Dari segi desain dan bahannya, lemari ini cukup bagus.”
D.      “Sebenarnya lemari ini desainnya unik tapi sayang bahannya kurang bagus.”

Senin, 10 Oktober 2011

Kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra 2011

http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka Bulan Bahasa dan Sastra 2011 ini adalah sebagai berikut.
  1. Pemberian Penghargaan Adibahasa
  2. Penilaian Penggunaan Bahasa Indonesia di Media Massa Cetak (Tingkat Nasional)
  3. Debat Bahasa Antarmahasiswa
  4. Duta Bahasa (Tingkat Nasional)
  5. Parade Mural Cinta Bahasa Indonesia
  6. Sayembara Penulisan Proposal Penelitian Kebahasaan dan Kesastraan (Tingkat Nasional)
  7. Sayembara Penulisan Cerpen Remaja (Tingkat Nasional)
  8. Sayembara Penulisan Puisi bagi Siswa SD (Tingkat Nasional)
  9. Lomba Keterampilan Berbahasa Indonesia bagi Peserta BIPA (Tingkat Internasional)
  10. Lomba Blog Kebahasaan dan Kesastraan (Tingkat Nasional)
  11. Festival Musikalisasi PuisiPuncak Acara
Puncak acara Bulan Bahasa dan Sastra 2011 akan dilaksanakan bertepatan dengan peringatan hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 2011. Pada acara itu akan dilaksanakan pengumuman pemenang, pementasan seni budaya, persembahan karya kreatif kebahasaan dan kesastraan.
Informasi Lengkap
Informasi lebih lanjut secara lengkap dari setiap kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra 2011 selain dapat dibaca di dalam edaran khusus, juga dapat diperoleh balai/kantor bahasa terdekat atau melalui alamat panitia berikut.
Alamat Panitia
Alamat Panitia Bulan Bahasa dan Sastra 2011
Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Nasional, Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta 13220, Telepon (021) 4896558, 4706287, 4706288, 4750406, Faksimile (021) 4750407.
Pos-el: badan.bahasa@kemdiknas.go.id

SMPN 4 PILIHANKU

SMPN 4 PILIHANKU

Sekolah……
Karenamu aku menjadi pintar
Di tempatmulah aku menuntut ilmu
Kau adalah jembatan tuk meraih cita-citaku

Kini……
Kan ku tinggalan seragam merah putihku
Kan ku kenakan seragam biru putihku
Kemanakah aku kan memakainya?

Tentu ……
Ke sekolah yang kan membuatku pintar
Ke sekolah yang  kan membuatku berprestasi

SMPN 4 adalah pilihanku. 

Mentari Ku

Mentari Ku

Desir angin membelaiku penuh kemesraan
Ia memberikan satu keindahan dipagiku
Hamparan pasir putihpun menyapaku penuh kelembutan
Ia menawarkan sejuta pesona dihariku
Sementara itu, debur ombak terus memanggil namaku
Mengajakku bersatu dalam dekapannya
Tapi sayang,
Aku tak jua bergeming
Aku tetap menunggu Sang Mentari
Yang kan memberi cahaya dalam hidupku

Aku Benci

Aku Benci

Aku benci pada “Rasa”
yang tak bisa berpaling darimu
Aku benci pada “Asa”
yang tak bisa pupus tuk bersamamu
Aku benci pada “Hati”
yang terlanjur menyayangimu

Haruskah……………………
Aku membenci waktu
yang telah mempertemukan kita
Haruskah……………………..
Aku membenci kamu
yang telah menanamkan cinta

Aku terjerat olehnya

PANTAI

PANTAI

Di pantai yang indah…………….
Ku lihat ombak berkejaran
Daun nyiur melambai-lambai tertiup angin
Kapal-kapal nelayan mengarungi lautan

Di pantai yang indah……………..
Kurasakan angin sepoi-sepoi
Seakan membelai rambutku
Pasirpun berbisik
Mengajakku bermain dengannya

Aku jadi terkenang
Dan ingin kembali
Memandangmu  “Pantai“ 

Pagi yang Indah

Pagi yang Indah

Pagi ini ….
Ombak berkejaran
Memecah di tepi pantai
Burung camar terbang melayang
Membelah lautan

Pagi ini ….
Angin berhembus lemah lembut
Membelaiku penuh kemesraan
Matahari pun menyapa kulitku
Penuh kehangatan

Tuhan, betapa indah pagi ini
Kau ciptakan untuk kami 

Demi Sahabat

Demi Sahabat

            Ada tiga orang sahabat yaitu Riri, Shinta, dan Angga. Mereka sudah lama bersahabat. Ternyata diam-diam Angga menyukai Riri, begitupun Riri.

            Suatu hari Angga mengajak Riri jalan-jalan lalu ia mengungkapkan perasaaannya pada Riri.
“ Ri, sebenernya sudah lama aku menyukai kamu. Kamu mau nggak jadi pacarku? Kata Angga terlihat malu-malu.
“ Ya aku mau.” Sambil menganggukan kepala, Riri menjawabnya dengan singkat. Sejak saat itulah mereka berpacaran tetapi hubungan mereka tidak diketahui oleh Shinta.

            Ketika Riri sedang bermain dengan Shinta, tiba-tiba Shinta mengungkapkan perasaannya terhadap Angga. Ia mengungkapkan smua isi hatinya pada Riri dan mengatakan bahwa sudah cukup lama ia memendam perasaan terhadap Angga. Tentu saja Riri terkejut mendengar pengakuan Shinta.
“ Ri, kamu kenapa? Koq kayak kaget gitu.” Shinta merasa heran melihat perubahan sikap Riri.
“ Oh..nggak, aku nggak apa-apa koq.”

            Keesokan harinya Riri mengajak Angga ke perpustakaan dan Riri menceritakan tentang bagaimana perasaan Shinta kepada Angga.
“ Ga, ternyata Shinta suka sama kamu.” Kata Riri sambil menatap Angga.
“Yang bener kamu Ri?” Angga terlihat begitu terkejut.
“ Ia, aku nggak bohong ga. Kemarin Shinta curhat sama aku. Kayanya lebih baik kita berteman aja seperti dulu. Aku nggak mau nyakitin perasaan Shinta. Lagi pula kita sudah lama bersahabat dan aku nggak mau persahabatan kita rusak gara-gara hal ini.” Sambil memegang tangan Angga, Riri meminta unutuk mengakhiri hubungan mereka.
Tapi Ri……, aku sayang sama kamu. Aku nggak mau putus!” jawab Angga sambil membalas pegangan tangan Riri.

            Tak lama kemudian Shinta datang dan menghampiri mereka. Ternyata Shinta mendengar apa yang mereka bicarakan. Shinta menangis. Lalu ia berkata “ Gak apa-apa koq Ri, aku rela kalian berdua pacaran, walaupun sebenernya hatiku sakit tapi aku ikhlas koq yang penting kalian berdua bahagia.”
“ Tapi Sin, aku nggak enak sama kamu. Lebih baik aku putus sama Angga, biar kamu aja yang sama Angga. Aku nggak mau nyakitin perasaan kamu.” Jawab Riri sambil meraih tangan Sinta.
“ udahlah Ri, aku dah denger semuanya koq. Angga lebih menyukai kamu daripada aku dan aku tau bahwa perasaan itu gak bisa dipaksa-paksa. Lagi pula kamu memang pantes koq dapetin Angga.”
“ Nggak Shin ……..” sebelum Riri meneruskan pembicaraanya, Shinta menghentikannya dengan menempelkan jarinya di bibir Riri.
“ Aku khan dah bilang, aku gak apa-apa, bener.” Shinta memperlihatkan ketegarannya.
“ Makasih yach, kamu emang sahabat aku yang paling baik.” Mereka pun berpelukan.
            Akhirnya Riri dan Angga tetap berpacaran dan mereka bertiga tetap menjalin persahabatan yang baik.

Karya : Gita Oktaviani
Kelas :  9B

“ Sahabat………Kau Salah Menilaiku”

“ Sahabat………Kau Salah Menilaiku”

            Dulu aku mempunyai seorang sahabat, Winda namanya. Kami bersahabat cukup lama. Winda adalah sahabat terbaikku. Dia slalu membuatku bahagia dan dia tak pernah menyakiti hatiku.

            Suatu hari, aku mengajaknya ke sawah. Sawah merupakan tempat favorit kami jika kami ingin curhat. Dengan wajah malu, Winda mengatakan sesuatu padaku “ Ri, aku suka sama seseorang. Tapi aku nggak tau dia suka atau nggak sama aku.”
“ Mmmm….ternyata sobatku lagi jajuh cinta nich…..? emang siapa sich orang yang kamu suka itu?” tanyaku ingin tau.
“ Tapi kamu jangan bilang siapa-siapa yach!” kata Winda seolah tak percaya padaku”
“ Ok. Emang siapa sich?” aku semakin ingin tau.
“ Aan” katanya sambil malu-malu.
“ Oooh Aan….., kayanya dia juga suka sama kamu.”
“ seius kamu?” Tanya Winda dengan wajah ceria.
Ia.” Jawabku singkat.

            Suatu ketika aku bertemu dengan Aan, aku pun berincang-bincang dengannya tentang bagaimana perasaan Winda padanya. Keesokan harinya, Winda mengajakku ke sawah. Sepertinya ada hal penting yang ingin dia bicarakan padaku. Dengan wajah sedih Winda bicara padaku “ Ri, kenapa kamu tega menyakiti hatiku? Apa yang sebenarnya kamu rahasiakan dariku?” katanya menuduhku yang tidak-tidak.
“ Apa maksudmu Win? Aku nggak ngerti.” Tentu saja aku bingung dengan pertanyaannya.
“ Kamu suka khan sama Aan? Kemarin aku lihat kamu sedang berduaan dengannya. “ kata Winda.
“ Ya ampuuun Win, aku nggak mungkin suka sama Aan. Kemarin aku emang ngobrol berdua sama Aan tapi aku ngobrolin tentang perasaan kamu ke dia. Cuma itu Win.” Jawabku mencoba meyakinkan Winda.
“ Omong kosong!! Aku kecewa sama kamu. Kamu tega menyakitiku, sahabatmu sendiri. Slama ini aku nggak pernah nyakitin kamu tapi apa balasanmu? Kamu malah merebut orang yang aku suka.” Katanya terus menuduhku.
“ Win, dengar dulu!!!!!” aku memotong pembicaraannya.
“ Nggak. Pokoknya mulai saat ini aku nggak mau bersahabat sama kamu lagi.” Kata Winda sambil berlalu meninggalkanku.
“ Tunggu dulu Win!!!! Kamu salah paham.” Aku mencoba mengejarnya tapi sayang ia tak menghiraukanku. Sepertinya dia sangat marah padaku.

            Semenjak kejadian itu Winda menjauhiku dan sejak saat itu pula, sampai saat ini aku belum menemukan sahabat seperti Winda. Bagiku mencari seorang sahabat tidak semudah mencari teman. Jika suatu hari nanti aku menemukan seorang sahabat lagi, aku akan menjaga persahabatan kami karena bagiku sahabat adalah segalanya.      

Karya  :  Riawati
Kelas :  9B

Satu Sama

Satu Sama

            Teeeet…..teeeeeeet……! Bel masuk kelas pun berbunyi. Sinta dan Silvi segera masuk ke kelas. Saat menuju kursi, kaki Sinta dihalangi oleh Kiki dan dia hampir terjatuh. “ Heh, Loe ngajak ribut ya sama gue?” Sinta terlihat begitu marah.
“ Eech emang loenya aja jalan koq gak pake mata.”Kiki membela dirinya.
“ Dasar loe yach, udah salah nyolot lagi.” Sinta terlihat semakin kesal pada Kiki.
“ Hust…., Sin ada bu Sina.” Silvi berbisik memberitahukan bahwa guru sudah datang.
“ Awas loe yach, gue balas nanti.” Sinta mengancam, setelah itu ia duduk.

            “ Selamat pagi anak-anak!” sapa bu Sina pada murid-muridnya. “ Pagi bu.” Jawab mereka serentak. “ Anak-anak hari ini kita akan mengadakan UTS” bu Sina menyampaikan kabar yang sangat mendadak. Bu Sina adalah guru IPS jadi mereka akan melaksanakan UTS IPS.

            Bu Sina memberikan soal UTSnya. Setelah itu mereka mengerjakan soal dan hanya Kiki yang terlihat begitu bingung. Seperti biasa mereka harus maju satu persatu. Bu Sina akan memanggil nama orang yang harus mengerjakan soal no. satu sampai dengan no.terakhir. “ Deg….deg…..deg….”jantung mereka pun berdebar begitu kencang.
“Soal no. 1 silahkan diisi oleh…….Kiki, silahkan Kiki maju ke depan!” bu Sina membuat Kiki ketakutan. Kiki menjawab soal itu dengan asal-asalan dan hanya 2 menit ia mengerjakannya. “ Ya ampuun Kiki, kamu gak belajar ya?” Tanya bu Sina pada Kiki.
“ Saya lupa bu.” Jawabnya lemas.
“ Ha….ha…ha…gimana mau ingat bu, dia kan sudah tua pastinya sudah pikunlah.” Sinta asik menertawakan Kiki.
“ Huuuuuuh” sorakan teman-teman pun menyusul.
“ Diaaaaam, kalian jangan ribut!” bu Sina terlihat sangat marah.
5 menit kemudian bel istirahat pun berbunyi. “ Horeeeee” Mereka bersorak gembira.

            10 menit Sinta menghabiskan waktu untuk membaca buku di perpustakaan. Setelah itu, Sinta membuat rencana untuk balas dendam pada Kiki.

            “ Pikun…pikun…pikun….” Tiba-tiba teman-teman mengejek Kiki dengan menyebutnya pikun. “ Diaaam” Kiki sangat kesal dan ia langsung meninggalkan teman-temannya.

            Kiki menghampiri temannya yang bernama Doni yang sedang duduk di teras depan kelas. “ Don, emangnya gue udah pikun ya?” Tanya Kiki dengan wajah yang sedih. “ Enggak koq, kamu gak pikun.” Doni menghibur teman curhatnya. Istirahat tinggal 5 menit lagi. Sinta segera menempelkan kertas amplop yang diberi tulisan “Aku sudah pikun, aku sudah tua” ke punggung Kiki yang membelakanginya. Setelah menempelkannya Sinta segera masuk ke kelas perlahan-lahan.

            Teeeet….teeeeet……bel berbunyi tanda waktu istirahat sudah habis. Kiki segera masuk ke kelas. “ Ha…ha…ha….kamu ngaku juga?” sorakan teman-temannya begitu ramai. Kiki terlihat penasaran, apa yang membuat teman-temannya berkata seperti itu.
“ Ki lihat ini, ini loch yang ada di punggung kamu.” Doni mencabut tulisan yang menempel di punggung Kiki. Kiki memandang Sinta dan Silvi dengan penuh amarah sedangkan mereka berdua tak henti-hentinya tertawa. Tak lama kemudian guru B. Indonesia masuk kelas dan suasana kelas pun seketika menjadi sunyi. Mereka belajar tentang iklan. Tak terasa waktu pulang telah tiba. Setelah mendengar bunyi bel sebanyak 4 kali, mereka membereskan peralatan sekolah masing-masing dan berdoa. Mereka pun berpamitan kepada ibu guru.

            Saat di gerbang sekolah, Kiki terlihat begitu lemas dan wajahnya pucat. Tapi Sinta tak mau peduli, ia justru mengolok-olok Kiki. “ Dadah cemen.” Sinta memberikan tambahan kesedihan pada Kiki.

Karya :  Nur’aini
Kelas   : 9B

Kepergian Ayah

Kepergian Ayah

 Siang itu ayah terlihat berbeda di hadapanku. “Ada apa dengan ayah? Apa ayah sedang puya masalah?” aku bertanya-tanya dalam hati. Tiba-tiba adik perempuanku memanggil  “ Kak, kita main yuk!” ia mengajakku bermain dan aku pun menyetujuinya
“ ia sebentar y!” aku bergegas menghampiri adikku.

            Waktu terus berjalan. Tak terasa jam dinding sudah menunjukan pukul 5 sore. Itu artinya aku dan adikku harus segera mandi. Kami pun berhenti bermain dan bergegas ke kamar mandi.

            Saat menjelang malam, aku pergi ke kamar ayah. Aku ingin melihat keadaan ayah.
 “ Yah, ayah kenapa?” aku menghampiri ayah yang sedang berbaring di tempat tidur.
“ tidak apa-apa, ayah baik-baik saja koq.” Aku merasa bingung mendengar jawaban ayah. Ayah bilang, ia baik-baik saja tapi aku melihat wajahnya saat itu begitu pucat. Tak lama kemudian ibu datang dan membawa obat.
 “ Itu obat untuk siapa bu? Apa ibu sakit?” aku bertanya pada ibu dengan rasa penasaran.
“ tidak nak, ibu tidak sakit. Obat ini untuk ayahmu.” Ibu mencoba menjelaskan padaku.
“ Untuk ayah? Memangnya ayah sakit apa bu? Tadi ayah bilang, ia baik-baik saja kenapa sekarang ia harus minum obat sebanyak itu bu?” aku semakin mengkhawatirkan keadaan ayah.
“ Sudahlah sayang, kamu tidak perlu berpikir macam-macam! Do’a kan saja agar ayahmu cepat sembuh!” Ibu mendekatiku dan membelai rambutku.
“ Ini sudah malam, sebaiknya kamu tidur yach!” ayah memintaku untuk segera tidur.
“ Baiklah kalau begitu.” Sambil tersenyum aku meninggalakn mereka.

            Pukul 3 dini hari aku mendengar suara tangisan seseorang yang menangis secara histeris. Suara itu terdengar dari kamar ayah. Aku segera keluar dan melihat ibu sedang menangis.
“Bu ayah kenapa?” aku menghampiri ibu yang sedang memeluk ayah.
Begitu mendengarku, ibu langsung berdiri dan memelukku. “ ayahmu meninggal nak.” Setelah mendengar jawaban ibu, aku langsung membangunkan adikku. “Dik…..bangun! ayah meninggal.” Adikku bangun dan lagsung memeluk ayah sambil menangis. Tentu saja aku pun tidak dapat menyembunyikan kesedihan ku. Sambil menyebut nama ayah, air mataku terus mengalir. Aku benar-benar tak menduga akan ditinggalkan ayah secepat itu.

            Aku mendengar kabar bahwa ayah akan dimakamkan pukul dua siang. Berat rasanya harus berpisah dengan ayah tapi inilah suratan takdir aku harus bisa menerimanya dengan ikhlas. Saat yang ditunggupun telah tiba, aku dan keluargaku beriringan mengantarkan ayah ke pemakaman. Usai pemakaman kami langsung kembali ke rumah.

            Aku menyesal karena pernah tidak mengikuti perintah ayah dan aku merasa telah menyakiti perasaan ayah. Semoga ayah mau memaafkanku.

            Sebelum ayah meninggal, aku ingin membuktikan pada ayah bahwa aku dapat Lulus dari SMPN 4 Warunggunung  dengan nilai yang baik dan aku berharap ayah dapat menyaksikan saat aku memakai kalung Kelulusan nanti. Meski kini ayah telah tiada, aku tetap yakin ia kan datang di kelulusanku nanti. Walau aku tak dapat melihatnya, aku pasti dapat merasakan kehadirannya.

            Selamat jalan ayah……..,do’a ku selalu menyertaimu.

Karya : Ida Farida
Kelas  : IX C

Minggu, 09 Oktober 2011

Jalan-Jalan Sore

Jalan-Jalan Sore

            Waktu hari Sabtu, tepat pukul 4 sore, aku diajak temanku yang bernama Ati untuk jalan-jalan sore ke Situ Cibuah. Kami menggunakan sepeda motor untuk menuju ke sana. Ati yang mengendarainya. Saat itu orang tua kami sempat melarang kami berjalan-jalan dengan mengendarai sepeda motor. Katanya berbahaya dan takut terjadi apa-apa. Menurut mereka jalan-jalan sore itu tidak ada untungnya, hanya menghambur-hamburkan bensin saja. Tetapi sayang, kami tidak mendengarkan nasehat mereka.kami tetap memutuskan untuk berangkat.

            Di tengah perjalanan, tiba-tiba ada seekor ayam yang hampir tertabrak. Untungnya Ati bisa mengendalikan motor sehingga ayam itu pun selamat.

            Sesampainya di Situ Cibuah, kami melihat banyak orang yang berkunjung ke sana. Ada yang sedang nongkrong, dan ada pula yang asyik ngobrol bersama teman-temannya. Suasana di sana cukup ramai meskipun tidak ada fasilitas umum yang menunjang. Tak terasa hari sudah semakin sore, kami pun memutuskan untuk segera pulang.

            Ketika perjalanan pulang, motor yang kami kendarai tiba-tiba mogok. Tentu saja kami bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Untungnya ada seorang bapak yang bernama pak Supran. Kebetulan ia sekampung dengan kami. Tanpa ragu-ragu kami segera meminta bantuannya untuk memeriksa motor kami. Setelah pak Supran memeriksa motor kami, ia pun menjelaskan kenapa motor kami bisa mogok. Ternyata motor kami kehabisan bensin. Tentu saja kebingungan kami bertambah karena diantara kami berdua tidak seorang pun yang membawa uang. Untungnya pak Supran mau berbaik hati. Selain memeriksa motor kami, ia juga meminjamkan uang untuk membeli bensin. Kami bersyukur bisa bertemu pak Supran dan tak lupa kami mengucapkan terima kasih karena ia telah menolong kami.

            Di perjalanan aku sempat berpikir, kenapa aku tidak mengikuti nasehat orang tuaku. Kalau saja aku menurutinya, mungkin kami tidak akan mendapatkan kesialan ini.

Karya  : Wiwin
Kelas  : IX C

Lebaran yang Tertunda

Lebaran yang Tertunda

            Bulan ramadhan kemarin, tepatnya pada malam Selasa aku tidur pukul 19.30 wib. Sementara adikku pergi ke Mushola untuk melaksanakan takbiran bersama teman-temannya. Aku langsung tidur karena merasa lelah setelah seharian membantu ibu di dapur. Lagi pula besok merupakan hari raya idul fitri jadi aku tidak mau kesiangan. Pikirku saat itu. Sepertinya aku tidur cukup lelap sampai tidak tau apa yang terjadi di luar sana.

            Tiba-tiba aku dibangunkan oleh ayahku. “ Mar’ah…..bagun! mau ikut sahur gak?” kata ayah setelah mengetuk pintu kamarku. Tentu saja saat itu aku merasa heran, tanpa berpikir panjang aku langsung ke luar kamar. Keluargaku sudah berkumpul di dapur, mereka sedang bersiap-siap untuk makan sahur. “ Bu, bukannya besok lebaran? Koq malah sahur lagi” tanyaku pada ibu. Bukannya menjawab pertanyaanku, mereka justru menertawakanku. “ Koq ketawa sich? Emangnya ada apa?” aku semakin penasaran. “ Lebaranya diundur satu hari lagi, jadi besok kita masih harus puasa.” Jawab ibu sambil mendekati dan memegang pundakku.

            Aku sempat merasa kecewa dengan keputusan pemerintah. Kenapa lebarannya harus diundur, padahal aku ingin segera memakai baju baru yang telah dibelikan ibu untukku. Ibu menjelaskan kenapa bisa terjadi hal seperti itu. Akhirnya aku mengerti dan kami pun melaksanakan sahur bersama.

Karya  : Mar’ah
Kelas  : IX A

Berlibur ke Pantai

Berlibur ke Pantai

            Pada hari Kamis setelah Idul Fitri, tepatnya pukul 08.30 pagi, aku dan keluargaku berlibur ke Pantai Carita. Sebelum kami berangkat ke pantai Carita, aku mempersiapkan makanan dan minuman untuk kami nikmati di sana. Sedangkan keluargaku mempersiapkan kendaraan yang akan kami pakai. Setelah semuanya siap, kami langsung berangkat menuju pantai Carita.

            Selama di perjalanan, aku sangat kagum dengan keindahan alamnya. Jalannya yang berkelok-kelok seperti gelombang, sawahnya yang berjejer dengan rapih, dan suasana pegunungan yang sangat indah. Ternyata begitu besar Karunia yang telah Allah berikan untuk kita semua.

            Sesampainya di pantai, kami langsung mencari tempat yang teduh. Kebetulan hari itu cuacanya cukup panas jadi kami harus mencari tempat yang nyaman untuk beristirahat. Setelah mendapatkan tempat yang cocok, aku dan sepupuku langsung bergegas menuju pantai. Kami langsung berenang sambil menikmati deburan ombak yang menghampiri tubuh kami.

            Saat aku sedang menikmati suasana pantai, tiba-tiba aku mendengar suara seseorang meminta tolong. “ Tolong……tolong…….!” Ternyata suara itu adalah suara sepupuku. Betapa terkejutnya aku melihat ia terbawa ombak. Aku dan orang-orang disekitar langsung menolongnya. Aku melihat wajah sepupuku begitu pucat, ia takut sekali tenggelam.

            Setelah kejadian itu, orang tuaku meminta kami untuk berhenti berenang dan segera membersihkan badan kami yang penuh dengan pasir. Mereka tidak mau hal-hal yang tidak diinginkan terjadi kembali. Tentu saja kami mengikuti permintaan mereka.

            Sebelum kami pulang, tak lupa kami menikmati makanan dan minuman yang telah kami persiapkan dari rumah. Setelah semuanya merasa puas bermain, kami memutuskan untuk segera pulang.

            Liburan kali ini memberikan kenangan tersendiri bagiku. Semoga aku tidak akan mengalami musibah yang menimpa sepupuku.


Karya  : Ima Rahmawati
Kelas  : IX A